Saat itu, aku memandang yang aku anggap sesuatu, buruk.
Katakanlah dia itu awan hitam. Entahlah, mungkin karna dia memiliki keperawakan
gelap. Sedikit pun aku tidak berniat untuk mendekat lebih lagi. Bukan karna apa
- apa. Hanya saja memang demikian adanya. Seperti debu, ada atau tidak ada, tak
jadi masalah buat ku.
Sekarang yang anehnya, aku malah seperti tak bisa lepas
dari yang aku sebut itu. Awan hitam, dia selalu saja menjadi bayang - bayang.
Aku berusaha meraihnya. Ketika genggaman itu hampir kudapatkan, ternyata ada
lagi seorang yang sama dengannya. Aku rasa itu bukan gangguan. Akulah yang
mengganggu. Mungkin saja dia menganggapku sebagai sebuah ancaman.
Tapi tahukah apa yang aku pertanyakan? Kenapa begitu
sulit menjelaskannya? Kepada semua orang, awan hitam adalah sebenarnya awan
putih, yang mendukung hari terlihat cerah, kepada siapa saja. Kepada apapun itu. Bukan kepadaku saja. Ah, sudahlah. Aku pusing.
Intinya, sekuat mungkin aku berusaha agar aku tidak
terperangkap. Oleh apa? Oleh sesuatu yang aku anggap pembatas besar. HAHA.